Scan barcode
A review by lavenive
Alster Lake by Auryn Vientania
slow-paced
- Flaws of characters a main focus? Yes
3.0
"Kamu nggak perlu minta maaf atau terima kasih soal itu. Kamu berhak sedih, berhak menangis dan berhak cerita. Kamu nggak harus kuat sepanjang waktu, nggak masalah untuk jadi lemah sesaat. Aku sama sekali nggak pernah keberatan, kalau kamu bersandar di pundakku. Kamu selalu betah dengerin aku cerita, aku juga akan begitu. Jadi, jangan pernah menyalahkan perasaanmu sendiri, ya?"
Cerita ini berawal dari kisah seorang perempuan bernama Alea yang meninggalkan bukunya di perpustakaan, sosok yang menemukan dan mengembalikan buku itu adalah penulisnya sendiri -Dean Bjorn. Seiring berjalannya waktu mereka menjalin hubungan, menjalin memori bersama hingga memutuskan hubungan keduanya.
First of all, this story is cute. Ringan dan manis. Kisah cinta yang berawal dari buku? Definitely cute. Ada beberapa bagian yang bagiku kurang realistis, kaya segampang itukah ngajak orang ke Hamburg? Visa dan tetek bengeknya gimana dong... Tapi kita singkirkan aja hal ini, namanya juga fiksi.
Aku sendiri sepanjang baca buku ini, bahkan sampai di bagian tengah dari buku ngerasa kesulitan buat connect ke karakter tokohnya baik ke Dean ataupun Alea. Jadinya baru sampai setengah udah bosen, percakapan Alea dan Dean juga gitu-gitu aja. Tapi karena Dean dan Alea udah jadian di ⅓ buku, aku jadi lumayan penasaran sisa ⅔ ini mau diapain mereka. Apa eksekusi penulis untuk mereka selanjutnya.
Sampai akhir aku masih nggak connect dengan perasaan tokoh-tokohnya, feel-nya nggak sampai ke aku. Btw aku tetep ikut kesel sama diamnya Dean, kalau alasan Alea bukan prioritas utama atau butuh waktu sendiri, kayaknya nggak cukup ya buat lost contact sampai tiga minggu. Penyelesaian masalah dari diri Dean sendiri juga kurang memuaskan buat aku. Buku berakhir dengan bagian Somewhere only we knew. Okay, cute. Kisah berawal di Alster Lake, dan berawal kembali di Alster Lake.