A review by lavenive
A Place Called Perfect by Helena Duggan

4.0

"Kami bukan kriminal, kami hanya... entahlah... kami hanya berbeda. Itu saja. Kami berbeda dari orang-orang di Perfect."
Cerita ini berawal dari Violet yang harus pindah ke kota Perfect. Namun, ia masih merasa berat untuk meninggalkan kota tempatnya tinggal sebelumnya. Menurutnya kota ini aneh, semua penduduknya menjadi buta tidak lama setelah tiba di kota ini dan membutuhkan kacamata khusus untuk dapat melihat lagi. Ia terus mendengar suara-suara di malam hari, ibunya berubah, dan ayahnya menghilang! Ketika ia bertemu Boy, ia menyadari bahwa ayahnya bukan satu-satunya orang yang menghilang. 

Aku membaca buku ini dalam sehari, kisah yang ringan dan menyenangkan. World building-nya terbangun dengan apik, ditambah peta yang memudahkan untuk mengingat-ingat letak setiap bangunannya. Petualangan Violet dan Boy cukup membuatku tegang dan berdebar saat membacanya. 

Terjemahan buku ini juga enak, mengalir dan mudah diikuti. Meski alur cerita cukup mudah untuk ditebak, tetapi nggak cukup untuk menimbulkan rasa bosanku. Petualangan Violet dan Boy dituliskan secara jelas, tidak berbelit-belit. Yang membuatku sedikit sebal adalah penokohan Violet yang terkesan nggak bisa ngapa-ngapain dan Boy yang selalu punya solusi. Tapi memang character Violet agak nyebelin sih, soalnya dia tuh bukan tipe yang serba bisa tapi dibilangin SUSAH.