lavenive's reviews
500 reviews

Cursed Bunny by Bora Chung

Go to review page

4.0

 
"Hidup memang sangat tidak adil, bukan? Semua orang terlahir sama, tapi satu bisa merenggut pacar orang lain lalu menikah, sementara satu lagi dicampakkan dan dibuang seperti permen karet yang sudah tidak manis lagi."

Cursed Bunny berisi 10 cerita pendek dengan tema yang berbeda, mulai dari horror, science fiction, hingga fantasi. Aku bukan penikmat cerita horror karena itu aku menunda baca buku ini di malam hari, tapi ternyata tidak semenakutkan itu hohoho

Dari 10 cerita yang ada aku suka pada bab Kelinci Terkutuk, dan Penguasa Angin dan Pasir. Aku juga menikmati bab penutup berjudul Reuni. Bab pertama memang bikin merinding, tapi terobati dengan tiga bab yang kusukai. Terlebih pada bab Kelinci Terkutuk, ada kepuasan tersendiri setelah menyelesaikan cerita itu. Ketidakadilan sosial akhirnya terbalaskan!

Buku ini seperti perpaduan dari seram, gila, absurd, bikin merinding tapi juga ada bagian yang membuatmu tenang (nggak seekstrim bab lainnya). Terjemahan buku ini juga enak dibaca, mengalir, dan terus menarikku untuk baca hingga tanpa sadar sudah sampai halaman ke-70. 
Papadan "5S20C Milik Daniel" by Ravinkyu

Go to review page

3.0

 
"I can battle everyone who wants you, but the battle I can't win is the one you want."

It's been so long sejak aku terakhir baca buku dengan alur yang mundur, meski cuma satu bab aja. Ceritanya ringan banget, manis, lucu, dan pure romance. Bukan cerita yang complicated, dan menurutku nggak banyak hal baru dalam buku ini.

Aku kayaknya kurang rekomen untuk baca buku ini secara digital, karena ukuran fontnya kecil-kecil dan rapet. Satu halaman full dari atas sampai bawah, sejenis sama ukuran font The Prodigy. 
Rumah Jadah by Royyan Julian

Go to review page

3.0

 
Siapakah orang-orang ini yang menjadi hakim di dunia?

Buku ini dimulai dengan ditemukannya Marsia yang mati terkapar di makam Syekh Jakfar Sadik di tepi Ngarai Kalajengking. Orang-orang menduga, kematian perempuan itu disebabkan oleh pertikaiannya dengan Fandrik. Mereka menjadi musuh bebuyutan setelah keluarga Marsia membatalkan perjodohan yang telah disepakati sejak perempuan itu masih bersemayam dalam rahim.

Seiring berjalannya cerita banyak hal yang terjadi dalam buku ini mulai dari rumor ilmu hitam, kemandulan, politik, makhluk jadi-jadian, hingga skandal hubungan terlarang. Tapi dari semua hal itu masih banyak pertanyaan-pertanyaan yang malah dibiarkan tidak terjawab. Termasuk dari jawaban dasar tentang kematian Marsia, siapa pembunuhnya? Bagaimana ia bisa sampai di makam Syeh Jakfar dalam keadaan tanpa pakaian?

Dibandingkan tokoh-tokoh terdekat disekitar Marsia aku merasa buku ini diisi oleh omongan-omongan warga. Gunjingan-gunjingan yang nggak tahu kapan ujung dan maknanya. Tapi mungkin memang ini yang diinginkan penulis, keadaan nyata yang masih ada disekitar kita. Orang-orang lebih banyak menghakimi dan seakan lupa bahwa itu saudara sendiri. 
Happiness Battle by Young-ha Joo

Go to review page

3.5

 
"Mana ada yang dinamakan kebahagiaan sempurna di dunia ini? Itu hanya delusi."

Sepasang suami istri ditemukan dalam kondisi mengenaskan di Apartemen High Prestige supermewah di Gangnam. Sang suami, Kang Do-joon, ditikam di punggung, sementara istrinya, Oh Yoo-jin, ditemukan tewas dalam posisi bergelantungan di pagar balkon. Ketika Jang Mi-ho mendengar tentang kematian Oh Yoo-jin, sahabat baiknya semasa SMA, ia pun terdorong untuk menyelidiki sendiri kasus aneh itu. Mi-ho berhasil mengetahui bahwa Yoo-jin dan beberapa ibu TK terlibat “perang kebahagiaan” di media sosial, di mana mereka berlomba-lomba memposting foto untuk memamerkan diri bahwa mereka adalah orang yang paling bahagia, karena memiliki suami paling penyayang, barang paling mewah, dan anak paling pintar.

Aku kurang bisa menikmati buku ini, rasanya beda dengan mystery thriller yang biasanya aku baca. Kukira perang kebahagiaan di media sosial akan jadi hal yang ditonjolkan dalam buku ini, nyatanya perang kebahagiaan itu sebatas pelengkap dalam pengungkapan masalahnya. Banyak bagian yang terasa berulang yang bikin aku hampir memilih berhenti baca.

Aku masih mendapatkan pesan dari buku ini, tapi plot twistnya hanya membuatku merasa "oh... gitu." Karena plot twist ini aku jadi ngerasa beberapa hal yang janggal, kejadian pembunuhan di Apartemen High Prestige ini ternyata juga digunakan penulis sebagai penyelesaian permasalahan tujuh belas tahun yang lalu yang dialami Jang Mi-ho. 
Turning Page by Auryn Vientania

Go to review page

4.0

 
Through every up, through every down, we will always be around, for each other.

Turning Page adalah buku yang berisi gambar-gambar manis dan tulisan kecil Dean Bjorn tentang kekasihnya, Alea Khiar.

Membaca buku ini seakan membaca kembali buku Alster Lake melalui sudut pandang Dean. Jika harus memilih aku lebih memilih buku ini daripada Alster Lake, karena buku ini dalam bentuk jurnal Dean isinya berbagai macam. Kisah mereka, perasaan Dean, hingga hal-hal yang tidak terucapkan oleh Dean. Buku ini juga berisi sketsa-sketsa yang menggemaskan.

Awalnya aku cukup bingung dengan adanya sketsa-sketsa ini karena buku ini punya Dean sementara dalam buku sebelumnya Dean nggak sejago itu buat gambar. Meski aku lebih menyukai buku ini, aku tidak akan menganjurkan membaca buku ini tanpa Alster Lake karena buku ini hanya berisi penggalan-penggalan tanpa cerita yang lengkap. 
Lalu Tenggelam di Ujung Matamu by Miranda Seftiana

Go to review page

4.5

 
"Lidah yang telah mengecap pahit akan lebih sering menahan diri dalam menelan. Apalagi hati yang pernah disuguhi pahitnya pengkhianatan, tentu tidak mudah untuk menaruh kepercayaan terlebih pada bualan, semanis apa pun diucapkan. ..."

Teluk Selong mendadak meradang ketika Gusti Suanang dan Umar Gayam saling hardik di halaman. Adam, putra Umar Gayam, dinilai tak pantas meminang Intan karena bukan keturunan bangsawan. Petang itu Umar bersumpah, akan tiba suatu masa Gusti Sunang menghamba pada orang yang ia hina. Delapan tahun berselang, Gusti Suanang jatuh dalam koma yang berkepanjangan. Seorang guru berkata bahwa Gusti Suanang masih tertahan ampunan orang yang ia kecewakan.

Awal membaca buku ini aku langsung teringat dengan buku Tenggelamnya Kapal Van der wWjck, semua bermula dari kisah cinta yang kandas karena beda kasta. Dari buku yang punya cover 'seragam' sama buku ini, mungkin sejauh ini Lalu Tenggelam di Ujung Matamu jadi salah satu favoritku. Berbeda dengan 3 buku yang aku baca sebelumnya, buku ini enggak menimbulkan rasa berat di hatiku. Semua rasa berat seakan ikut tenggelam dalam pemakaman di Nagara.

Aku selalu menyukai buku dengan latar di luar Jawa, mengenal adat dan budaya baru, kehidupan baru, dan istilah-istilah baru. Membaca buku ini seakan menarikku menjadi sosok ketiga yang bersama Adam melakukan penelitian di Nagara, bersama Adam belajar untuk ikhlas tanpa menaruh dendam dan juga belajar untuk merelakan sesuatu. 
Rumah Ilalang by Stebby Julionatan

Go to review page

4.0

 
Umur manusia siapa yang tahu. Yang semula kita kira segera berpulang, justru dialah yang paling belakang.

Buku ini menceritakan tentang hari-hari selepas kematian Tabita, jenazahnya tak kunjung bisa dimakankan, ia ditolak di mana pun. Tidak di pemakaman muslim, maupun hanya untuk mendapatkan pelayanan kematian dari gereja. Kolom agama di KTP Tabita memang Islam, tapi di tahun-tahun akhir hidupnya, banyak orang yang melihat Tabita rutin mengikuti misa Minggu. Pelayanan kematian itu tak dapat diberikan karena meski Tabita rajin mengikuti misa, tak sekalipun ia terdaftar sebagai warga jemaat. Terlebih, ia adalah seorang waria.

Kalau menjelajah di iPusnas tak jarang aku menemukan buku dengan sampul yang 'seragam' dengan buku ini, Rumah Ilalang adalah buku ketiga yang ku tamatkan dari buku seragam ini. Sama seperti dua buku yang terlebih dahulu aku baca, buku ini meninggalkan perasaan berat di hatiku. Mengangkat tema yang sensitif buku ini terasa nyata dan tertulis apa adanya, mengingatkanku pada buku RE dan peREmpuan.

Perpindahan sudut pandang setiap babnya sedikit membuatku bingung, aku juga masih menemukan typo, ah, dan Maria bersyukurlah kamu hanya tokoh fiksi. 
A Place Called Perfect by Helena Duggan

Go to review page

4.0

"Kami bukan kriminal, kami hanya... entahlah... kami hanya berbeda. Itu saja. Kami berbeda dari orang-orang di Perfect."
Cerita ini berawal dari Violet yang harus pindah ke kota Perfect. Namun, ia masih merasa berat untuk meninggalkan kota tempatnya tinggal sebelumnya. Menurutnya kota ini aneh, semua penduduknya menjadi buta tidak lama setelah tiba di kota ini dan membutuhkan kacamata khusus untuk dapat melihat lagi. Ia terus mendengar suara-suara di malam hari, ibunya berubah, dan ayahnya menghilang! Ketika ia bertemu Boy, ia menyadari bahwa ayahnya bukan satu-satunya orang yang menghilang. 

Aku membaca buku ini dalam sehari, kisah yang ringan dan menyenangkan. World building-nya terbangun dengan apik, ditambah peta yang memudahkan untuk mengingat-ingat letak setiap bangunannya. Petualangan Violet dan Boy cukup membuatku tegang dan berdebar saat membacanya. 

Terjemahan buku ini juga enak, mengalir dan mudah diikuti. Meski alur cerita cukup mudah untuk ditebak, tetapi nggak cukup untuk menimbulkan rasa bosanku. Petualangan Violet dan Boy dituliskan secara jelas, tidak berbelit-belit. Yang membuatku sedikit sebal adalah penokohan Violet yang terkesan nggak bisa ngapa-ngapain dan Boy yang selalu punya solusi. Tapi memang character Violet agak nyebelin sih, soalnya dia tuh bukan tipe yang serba bisa tapi dibilangin SUSAH.
Sayap-Sayap Kecil by Andry Setiawan

Go to review page

3.5

Manusia pada akhirnya harus menghadapi semuanya sendirian, meskipun dikelilingi banyak orang.
Buku ini tipis dan dapat dibaca dalam sekali duduk, namun tema yang tertulis didalamnya tidak seringan itu. Seperti yang tertulis dalam buku ini, seorang anak tidak harus mencintai orangtuanya untuk menghormatinya. Terlebih pada orangtua yang melakukan kekerasan pada anaknya.